Friday, October 18, 2019

Bacaan Niat Shalat Qabliyah & Ba'diyah Zuhur

Pada kesempatan kali ini kita akan membahas mengenai Bacaan Niat Shalat Qabliyah & Ba'diyah Zuhur. Yaitu shalat sunnah yang dianjurkan dilakukan sebelum dan sesudah shalat zuhur. Untuk menyepurnakan ibadah kita, melakukan shalat sunnah selain shalat wajib itu sangatlah baik.



Shalat Nafawil disebut juga dengan shalat sunnah, atau secara pengertian yaitu tambahan. Sebagai penunjang dan penambah pahala shalat kita.

Kurangnya konsentrasi ketika shalat adalah salah satu penyebab dimana shalat fardhu kita kurang sempurna karena tidak khusyuk. Raga boleh saja melakukan gerakan shalat, namun jiwanya melayang memikirkan hal lain diluar shalat. Membuat kualitas pahala shalat menjadi berkurang, karena itu ulama menganjurkan kita untuk melakukan shalat sunnah, baik qobliyah maupun ba'diah.

Shalat fardhu zuhur yang dilakukan saat siang, ketika sinar matahari tengah terik-teriknya dan jamnya istirahat, terkadang membuat kita tidak mengindahkan khusyuk ketika shalat. Dan shalat zuhur kita juga terkadang hanya sebatas melepaskan kewajiban. Perlu untuk direnungi kita bersama...

Sebatas itukah kualitas ibadah shalat zuhur kita?.

Karenanya, dengan melakukan shalat sunnah qobliyah dan ba'diyah ini, semoga saja menjadi penambah pahala shalat kita.

Shalat sunnah sendiri, terbagi menjadi 4 macam. yaitu shalat sunnah muaqqat, shalat sunnah karena telah terjadinya sesuatu, shalat sunnah ketika menginginkan sesuatu dan yang terahir shalat sunnah mutlaq.

Shalat sunnah qobliyah dan ba'diyah zuhur ini termasuk dalam shalat sunnah muaqqat, yaitu shalat sunnah yang waktunya telah ditentukan.

Berikut ini niat shalat sunnah qobliyah zuhur :

Bacaan Niat shalat Sunnah Qobliyah Zuhur Bahasa Arab
اُصَلِّيْ سُنَّةَ الظُّهْرِ رَكْعَتَيْنِ قَبْلِيَّةً مُسْتَقْبِلَ اْلقِبْلَةِ اَدَاءً لِلَّهِ تَعَالَى
Bacaan Niat Shalat Sunnah Qobliyah Zuhur Bahasa Indonesia
Ushalli sunnatad dhuhri rok’ataini qabliyatan mustaqbilal qiblati ada’an lillahi ta’ala
Arti Niat Shalat Qabliyah Zuhur
Artinya: Aku niat shalat qabliyah zuhur dua rakaat menghadap kiblat karena Allah.

Shalat sunnah qobliyah zuhur dilakukan sebelum melakukanshalat zuhur. Tata cara pelaksanaan shalatnya sama seperti shalat fardhu, hanya niatnya saja yang berbeda.

Baca juga : Doa Iftitah

dan berikut ini lafal niat shalat sunnah ba'diyah zuhur, yaitu shalat sunnah yang dilakukan setelah shalat zuhur.

Bacaan Niat shalat Sunnah Ba'diyah Zuhur Bahasa Arab
اُصَلِّيْ سُنَّةَ الظُّهْرِ رَكْعَتَيْنِ بَعْدِيَّةً مُسْتَقْبِلَ اْلقِبْلَةِ اَدَاءً لِلَّهِ تَعَالَى
Bacaan Niat Shalat Sunnah Ba'diyah Zuhur Bahasa Indonesia
Ushalli sunnatad dhuhri rok’ataini ba’diyyatan mustaqbilal qiblati ada’an lillahi ta’ala
Arti Niat Shalat Ba'diyah zuhur
Artinya: Aku niat shalat qabliyah zuhur dua raka’at menghadap kiblat karena Allah

Demikian pembahasan kita mengenai niat shalat qobliyah dan bakdiyah zuhur. semoga bermanfaat. baca juga artikel lain di blog sederhana coretan binder hijau laiinnya.

Wednesday, October 2, 2019

Tata Cara Sebelum Tidur Berdasarkan Hadits Nabi Muhammad SAW

Tata Cara Sebelum Tidur  - Sebagai umat Islam, sudah sepatutnya bagi kita untuk meneladani sifat Nabi Muhammad SAW, melalui warisan yang beliau tinggalkan, yaitu Al-Quran dan Hadits.

Akhlaq nabi Muhammad SAW merupakan cerminan dan perwujudan dari apa yang terkandung dalam Al-Quran, mulai dalam hal beribadah, muamalah dan semua yangterkait dalam kehidupan manusia.

Salah satunya yaitu mengenai Cara Tidur Nabi, yang pada kesempatan kali ini kita akan membahas apa saja sih yang dilakukan Nabi Sebelum Tidur, untuk dapat kita contoh dalam kehidupan sehari-hari.

Daftar Isi Artikel Tata Cara Tidur Nabi :

Sifat dan sikap Nabi Muhammad terekam dalam hadits-hadits yang telah dibukukan oleh ulama kita terdahulu.

Hadits tersebutlah yang menjadi pedoman kita untuk meneladi sifat Beliau.

...Dan berikut ini kumpulan tata cara sebelum tidur yang dilakukan oleh Nabi :..

Tata Cara Sebelum Tidur Berdasarkan Hadits Nabi Muhammad SAW
Iluustrasi Tidur. Foto Pexels

Amalan dan Doa Sebelum Tidur Sesuai Sunnah Nabi

Adapun amalan sebelum tidur yang kami rangkum berikut ini kami ambil dari berbagai sumber di Internet, dari direktori hadits online dan karya ilmiah. dan masih banyak hadits lainnya yang membahas tentang tata cara yang dilakukan Nabi sebelum tidur. Jika hadits tersebut tidak kami masukkan, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. mari kita berdiskusi melalui kolom komentar mengenai cara tidur Nabi ini.

1. Mencuci tangan sebelum tidur jika ada bekas lemak


حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ يُونُسَ حَدَّثَنَا زُهَيْرٌ حَدَّثَنَا سُهَيْلُ بْنُ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّه 
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ نَامَ وَفِي يَدِهِ غَمَرٌ وَلَمْ يَغْسِلْهُ فَأَصَابَهُ شَيْءٌ فَلَا يَلُومَنَّ إِلَّا نَفْسَهُ

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Yunus] telah menceritakan kepada kami [Zuhair] telah menceritakan kepada kami [Suhail bin Abu Shalih] dari [Ayahnya] dari [Abu Hurairah] ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa tidur dan di tangannya terdapat lemak daging yang belum ia bersihkan kemudian mengenai sesuatu, maka janganlah ia mencela kecuali kepada dirinya sendiri!"

 غَمَرٌ maksudnya adalah kotoran atau lemak daging yang bisa menjadi penyebar virus penyakit. Ada juga yang mengatakan jika lemak atau kotoran yang menempel di tangan dapat membawa penyakit yang berasal dari jin, sehingga jika tidak dibersihkan akan menyebabkan penyakit ketika seseorang tidur.

2. Memakai Celak Sebelum Tidur


memakai-celak-sebelum-tidur
Hadits Memakai Celak Sebelum Tidur

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Yahya, telah menceritakan kepada kami Yazid bin Harun Telah menceritakan kepada kami Abbad bin Manshur dari Ikrimah dari Ibnu Abbas ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya obat yang paling baik untuk kalian gunakan adalah Al Ladud dan As Sa'uth, bekam dan Al Masyiy. Dan sebaik-baik sesuatu yang dapat kalian gunakan untuk bercelak adalah Al Itsmid, sebab ia akan menajamkan pandangan dan menumbuhkan rambut." Dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mempunyai celak yang beliau gunakan sebanyak tiga kali ketika hendak tidur pada kedua matanya.(HR. Tirmizi)

3. Tidak tidur sebelum isya dan bersegera tidur setelahnya

و حَدَّثَنَاه أَبُو كُرَيْبٍ حَدَّثَنَا سُوَيْدُ بْنُ عَمْرٍو الْكَلْبِيُّ عَنْ حَمَّادِ بْنِ سَلَمَةَ عَنْ سَيَّارِ بْنِ سَلَامَةَ أَبِي الْمِنْهَالِ قَالَ سَمِعْتُ أَبَا بَرْزَةَ الْأَسْلَمِيَّ يَقُولُا كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُؤَخِّرُ الْعِشَاءَ إِلَى ثُلُثِ اللَّيْلِ وَيَكْرَهُ النَّوْمَ قَبْلَهَا وَالْحَدِيثَ بَعْدَهَا وَكَانَ يَقْرَأُ فِي صَلَاةِ الْفَجْرِ مِنْ الْمِائَةِ إِلَى السِّتِّينَ وَكَانَ يَنْصَرِفُ حِينَ يَعْرِفُ بَعْضُنَا وَجْهَ بَعْضٍ


Dan telah menceritakan kepada kami [Abu Kuraib] telah menceritakan kepada kami [Suwaid bin 'Amru Al Kalbi] dari [Hammad bin Salamah] dari [Sayyar bin Salamah Abu Al Minhal], katanya; aku menengar [Abu Barzah Al Aslami] berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah mengakhirkan shalat isya` hingga sepertiga malam, dan beliau tidak menyukai tidur sebelum isya` dan pembicaraan sesudahnya. Terkadang beliau membaca enampuluh hingga ayat dalam shalat shubuh, dan beliau beranjak ketika kami satu sama lain bisa mengenal wajahnya."
Menurut Ibnu H { ajar tidur sebelum isya‟ dapat mengakibatkan seseorang tertinggal untuk mengerjakan shalat isya‟, karena dikhawatirkan tidurnya terlalu lelap dan akhirnya meninggalkan waktu isya‟. Sedangkan berbincang-bincang sesudahnya bisa menyebabkan seseorang meninggalkan waktu qiyamullail (Shalat Tahajjud) atau waktu shalat subuh.

Namun, ada juga Hadits yang menyatakan bahwa Nabi pernah berbincang-bincang setelah isya‟.

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Mani' berkata; telah menceritakan kepada kami Abu Mu'awiyah dari Al A'masy dari Ibrahim dari Alqamah dari Umar bin Al Khaththab ia berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah berbincang-bincang dengan Abu Bakar dalam permasalahan kaum muslimin, sedang aku bersama keduanya." (HR. Tirmizi )
berselisih tentang hukum berbincang-bincang setelah shalat isya akhir. Sebagian mereka memakruhkan perbincangan setelah shalat isya, sedang sebagian yang lain memberi keringanan jika hal itu masih dalam koridor ilmu, atau keperluan yang penting. Dan kebanyakan hadits memberikan keringanan tersebut."

Telah diriwayatkan dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Tidak boleh berbincang-bincang kecuali bagi orang yang shalat atau musafir.

Al-Mubarokfuri berpendapat bahwa mereka berdalil dengan hadits yang menunjukkan rukhsah, dan mereka berkata: hadits Umar dan yang semakna dengannya menunjukkan tidak makruh begadang sesudah isya, jika untuk keperluan agama yang bersifat umum atau khusus,

Dan Hadis Abu Barzah dan yang semakna dengannya menunjukkan makruh. Cara menghimpun keduanya adalah dengan memaknakan hadits-hadits yang melarang untuk begadang yang bukan keperluan agama, dan bukan untuk keperluan yang mendesak

 4. Berwudhu sebelum tidur meskipun dalam keadaan junub

Berwudu sebelum tidur meskipun dalam keadaan junub
Hadits berwudhu sebelum tidur

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Musaddad berkata, telah menceritakan kepada kami Al Mu'tamir ia berkata; Aku mendengar Manshur menceritakan dari Sa'd bin Ubaidah ia berkata; telah menceritakan kepadaku Al bara bin Azib ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepadaku: "Jika engkau ingin tidur, maka berwudhulah seperti wudhumu untuk shalat. (HR. Abu Dawud)

An-Nawawi dalam syarah-nya berpendapat bahwa orang yang berwudhu sebelum tidur, dan jika ia masih dalam keadaan wudhu maka wudhu itu mencukupinya. Karena maksudnya adalah tidur dalam keadaan suci karena khawatir akan meninggal dunia pada malam itu, dan agar mimpinya lebih benar dan jauh dari gangguan syetan. Baca tentang sifat wudhu yang sempurna.

Berwudu sebelum tidur meskipun dalam keadaan junub
Berwudu sebelum tidur meskipun dalam keadaan junub

Artinya: Dari Ibnu Umar r.a, sesungguhnya Umar bin Khattab bertanya kepada Rasulullah Saw.: Bolehkah seseorang dari kita tidur sedang junub? Beliau bersabda: “Ya, jika salah seorang dari kalian sudah berwud{u maka hendaklah ia tidur walaupun ia junub”. (HR. Bukhari )

Menurut Ibnu Haajar, bolehnya tidur bagi orang yang junub di dalam rumah menunjukkan ia boleh tinggal di dalamnya dalam keadaan terjaga, karena tidak ada perbedaan. Atau karena tidurnya itu menyebabkan dibolehkannya (keadaan junub masih terjaga) karena ia masih terjaga diantara wudhu dan tidurnya.

5. Membersihkan Tempat Tidur

حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ يُونُسَ حَدَّثَنَا زُهَيْرٌ حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ عُمَرَ عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي سَعِيدٍ الْمَقْبُرِيِّ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَوَى أَحَدُكُمْ إِلَى فِرَاشِهِ فَلْيَنْفُضْ فِرَاشَهُ بِدَاخِلَةِ إِزَارِهِ فَإِنَّهُ لَا يَدْرِي مَا خَلَفَهُ عَلَيْهِ ثُمَّ لِيَضْطَجِعْ عَلَى شِقِّهِ الْأَيْمَنِ ثُمَّ لِيَقُلْ بِاسْمِكَ رَبِّي وَضَعْتُ جَنْبِي وَبِكَ أَرْفَعُهُ إِنْ أَمْسَكْتَ نَفْسِي فَارْحَمْهَا وَإِنْ أَرْسَلْتَهَا فَاحْفَظْهَا بِمَا تَحْفَظُ بِهِ عِبَادَكَ الصَّالِحِينَ

Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Yunus berkata, telah menceritakan kepada kami Zuhair berkata, telah menceritakan kepada kami Ubaidullah bin Umar dari Sa'id bin Abu Sa'id Al Maqburi dari Bapaknya dari Abu Hurairah ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jika salah seorang dari kalian ingin beranjak ke kasurnya hendaklah ia mengibas-ngibas kasurnya dengan bagian dalam sarungnya, sebab ia tidak mengetahui apa yang telah terjadi pada kasur tersebut sepeninggalnya. Kemudian hendaklah ia berbaring pada sisi sebelah kanan dan membaca: BISMIKA RABBII WADLA'TU JANBII WA BIKA ARFA'UHU IN AMSAKTA NAFSII FARHAMHAA WA IN ARSALTAHAA FAHFAZHHAA BIMAA TAHFAZHU BIHI 'IBAADAKASH SHAALIHIIN (Dengan nama-Mu ya Allah, aku letakkan tubuhku (tidur) dan dengan nama-Mu pula aku mengangkatnya. Jika Engkau genggam jiwaku maka sayangilah ia, dan jika Engkau lepaskan maka jagalah ia sebagaimana Engkau menjaga hamba-hamba-Mu yang shalih)."
Al-Mubarakfuri dalam Tuḥfah  al-Aḥwazi menjelaskan  بِدَاخِلَةِ إِزَارِهِ  yaitu sampingnya, sisi yang 
manapun atau sisinya yang tidak berumbai, atau yang berumbai. 

al-Qari berkata: Dikatakan : mengibaskan dengan sarungnya, karena mayoritas orang Arab tidak mempunyai pakaian kecuali sarung dan rida yang mereka pakai. Dan dikhususkan dengan bagian dalam sarung agar bagian luarnya tetap bersih, dan ini lebih mudah , lebih meminimalisir terbukanya aurat.

6. Menutup tempat air

hadits-menutup-air-sebelum-tidur
Hadits Menutup tempat air sebelum tidur

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id; Telah menceritakan kepada kami Laits; Demikian juga telah diriwayatkan dari jalur yang lain; Dan telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Rumh; Telah mengabarkan kepada kami Al Laits dari Abu Zubair dari Jabir dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Tutuplah oleh kalian bejana bejana, rapatkanlah tempat-tempat minuman, tutuplah pintu-pintu. (HR. Muslim)

Dalam syarahnya untuk Sahih Muslim, an-Nawawi  menjelaskan bahwa para ulama menyebutkan beberapa hikmah dari perintah ini, yaitu: 
  • menjaganya dari syetan. karena syetan tidak membuka tutup dan tidak membuka ikatan penutup kantong air minum. 
  • menjaganya dari penyakit yang turun di malam hari.
  • menjaganya dari kotoran, 
  • dan menjaga dari serangga atau binatang, karena bisa jadi sesuatu hinggap pada air tersebut kemudian seseorang meminumnya sedang ia tidak tahu, maka akan membahayakannya.

7. Mematikan lampu dan semua sumber api 

Mematikan lampu dan semua sumber api
Hadits Mematikan lampu dan semua sumber api 
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Sulaiman bin 'Abdurrahman At Tammar berkata, telah menceritakan kepada kami Amru bin Thalhah berkata, telah menceritakan kepada kami Asbath dari Simak dari Ikrimah dari Ibnu Abbas ia berkata, "Seekor tikus datang dan menarik sumbu lampu, tikus itu menariknya dan melemparnya ke hadapan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, yaitu di atas tikar kecil yang di duduki oleh beliau sehingga tikar tersebut terbakar sebesar uang dirham. Beliau lalu bersabda: "Jika salah seorang dari kalian hendak tidur, maka hendaklah ia matikan lampu-lampu kalian, sebab setan akan memberi petunjuk kepada (tikus) ini untuk melakukan (seperti) ini hingga membakar kalian." (HR. Abu Dawud) 
Menurut An-Nawawi, ini mencakup lampu dan lainnya, adapun lampu yang tergantung di masjid, jika dikhawatirkan menyebabkan kebakaran maka  termasuk dalam perintanh untuk mematikannya dan jika aman dari itu maka tidak apa-apa membiarkannya menyala. 

Sebab alasan Nabi memberi perintah untuk mematikan lampu karena dikhawatirkan tikus akan mengobarkan api dan dapat membakar rumah, jika alasan ini tidak ada, maka larangan ini pun hilang.

Dalam Fathul Bari, Ibnu Hajar menjelaskan bahwa al-Qurtubi berkata: perintah dan larangan di dalam ḥadits ini bersifat irsyad (pengarahan). Ia berkata : bisa juga menjadi nadb (sunnah).

8. Berniat Untuk Shalat Malam

Berniat-shalat-malam
Hadits Berniat Shalat Malam Sebelum Tidur

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Harun bin Abdullah Al Hammal berkata, telah menceritakan kepada kami Husain bin Ali Al Ju'fi dari Za`idah dari Sulaiman Al A'masy dari Habib bin Abu Tsabit dari Abdah bin Abu Lubabah dari Suwaid bin Ghaflah dari Abu Darda dan sanadnya sampai kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Barangsiapa beranjak tidur dengan niat untuk bangun dan shalat malam, namun kantuk mengalahkannya hingga tiba pagi, maka akan ditulis baginya apa yang dia niatkan, dan tidurnya dihitung sebagai sedekah dari Rabbnya. " (HR. Ibnu Majjah)
Ketika bangun pada malam hari kadang Nabi juga membangunkan keluarganya untuk melaksanakan shalat tahajud bersama, sebagaimana yang disebutkan dalam sebuah ḥadits berikut.

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abu Al Yaman berkata, telah mengabarkan kepada kami Syu'aib dari Az Zuhriy berkata, telah mengabarkan kepada saya 'Ali bin Husain bahwa Husain bin 'Ali mengabarkannya bahwa 'Ali bin Abu Tholib radliallahu 'anhu menceritakan kepadanya bahwa pada suatu malam Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membangunkan dia dan Fathimah putri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lalu berkata: "Mengapa kalian tidak shalat malam? Maka aku (Ali) menjawab: "Wahai Rasulullah, jiwa-jiwa kami ada di tangan Allah, jika Dia menghendaki membangunkan kami pasti kami akan bangun juga". Maka Beliau shallallahu 'alaihi wasallam berpaling pergi ketika kami mengatakan seperti itu dan Beliau tidak berkata sepatah katapun. Kemudian aku mendengar ketika Beliau pergi sambil memukul pahanya berkata: "Memang manusia adalah makhluk yang paling banyak membantah. (QS Al Kahfi: 54). (HR. Bukhari)
Setelah bangun di malam hari, Nabi juga pernah tidur kembali setelah menyelesaikan hajatnya. Sebagaimana yang dijelaskan dalam ḥadīṡ berikut.

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abi Syaibah dan Abu Kuraib keduanya berkata, telah menceritakan kepada kami Waki' dari Sufyan dari Salamah bin Kuhail dari Kuraib dari Ibnu Abbas, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah bangun di suatu malam untuk buang hajat, lalu beliau membasuh wajahnya  dan mencuci tangannya kemudian tidur lagi.(HR. Muslim)

9. Zikir dan Berdoa Sebelum Tidur

Zikir dan Berdoa Sebelum Tidur
Hadits Zikir dan Berdoa Sebelum Tidur

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Hamid bin Yahya berkata, telah menceritakan kepada kami Abu Ahsim dari Ibnu Ajlan dari Al Maqburi dari Abu Hurairah ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa berbaring dan tidak berdzikir kepada Allah, maka pada hari kiamat baginya tidak ada sesuatu kecuali kerugian. Dan barangsiapa duduk dan tidak berdzikir kepada Allah, maka pada hari kiamat baginya tidak ada sesuatu kecuali kerugian. (HR. Abu Dawud)
Khusus tata cara tidur Nabi Muhammad tentang Zikir dan Doa sebelum tidur ini akan kami bahas pada postingan selanjutnya. menimbang ada banyak sekali ragam dan doa yang rasulllah ajarkan kepada kita.

Juga kami juga akan bahas mengenai posisi tidur Nabi Muhammad, sunnah ketika terbangun dari tidur dan doa ketika susah tidur. nantikan yaa....

Demikian pembahasan kita pada kali ini, semoga bermanfaat dan materi ini boleh saja untuk dijadikan materi makalah ataupun karya ilmiah lainnya, sengan syarat menyatakan sumbernya. terimakasih. wassalam.

 Coretan Binder Hijau

Tuesday, October 1, 2019

Bacaan Doa Iftitah : Arab, Latin dan Terjemahannya

Doa Iftitah - Teringat waktu kecil, di sore hari saat mengaji kita diajarkan berbagai bacaan dalam shalat, salah satunya yaitu doa iftitah. Bagi yang mengaji, sedari kecil kita ditempa untuk selalu Ingat dan menunaikan ibadah shalat.

shalat
doa iftitah dibaca sesudah takbiratul ihram.

Daftar isi artikel :


4. Syarat Membaca Doa Iftitah

Pengertian Doa Iftitah


Doa iftitah sesuai sunnah ialah bacaan yang dilakukan sesudah takbiratul ikhram, dan sebelum membaca surat alfatihah...

...doa iftitah sendiri termasuk dalam bacaan sunnah Hai'ah didalam shalat,,,

sama-sama kita ketahui, mengulang ngaji kecil kita dahulu, bahwa bacaan didalam shalat itu terbagai menjadi 3 macam, yakni :

1. Bacaan Wajib, yakni bacaan yang harus dilakukan (diucapkan) dalam shalat, kalau ditinggalkan maka salat tidak sah.

2. Sunnah Ab'ad, Bacaan doa dalam shalat yang jika ditinggalkan, disunnahkan untuk sujud sahwi, seperti doa qunut subuh.

3. Sunnah Hai'ah,,
...yaitu bacaan doa dalam shalat yang jika ditinggalkan tidak ada konsekuensinya, namun sebaiknya dilakukan untuk meningkatkan kualitas shalat.. Seperti Bacaan doa iftitah ini...

Bacaan Doa Iftitah

Bacaan Doa Iftitah : Arab, Latin


Mengenai bacaan doa iftitah ini, terdapat beberapa ragam bentuknya, sebagaimana yang rasulullah baca semasa hidupnya...

Tak heran, kenapa dalam penerapannya banyak yang berbeda-beda...

...ada yang membaca doa iftitah pendek, ada juga yang panjang...

Dalam kitab Sulubus salam syarah Bulughul Maram dijelaskan ada beberapa versi bacaan doa iftitah sesuai hadits Nabi SAW, diantaranya yaitu :

1. riwayat dari Ali Bin Abi Thalib, bahwa Rasulullah setiap kali shalat selalu membaca doa ini:

وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمآوَاتِ وَالأَرْضَ حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ، إِنَّ صَلاَتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي للهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ، لاَشَرِيْكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ. اللَّهُمَّ أَنْتَ الْمَلِكُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَنْتَ رَبِّيْ وَأَنَا عَبْدُكَ، وَظَلَمْتُ نَفْسِيْ وَاعْتَرَفْتُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ ذُنُوْبِي جَمِيْعًا إِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ، وَاهْدِنِيْ لِأَحْسَنِ الْأَخْلاَقِ لاَ يَهْدِي لِأَحْسَنِهَا إِلاَّ أَنْتَ، وَاصْرِفْ عَنِّي سَيِّئَهَا لاَ يَصْرِفُ عَنِّي سَيِّئَهَا إِلاَّ أَنْتَ، لَبَّيْكَ وَسَعْدَيْكَ وَالْخَيْرُ كُلُّهُ فِي يَدَيْكَ وَالشَّرُّ لَيْسَ إِلَيْكَ، أَنَا بِكَ وَإِلَيْكَ، تَبَارَكْتَ وَتَعَالَيْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ

2. hadits riwayat Abu Hurairah, bahwa setelah Rasulullah takbiratul ihram, beliau berhenti sejenak sebelum membaca ayat alquran, lalu Abu Hurairah bertanya apa yang dibaca Rasulullah, beliau menjawab dengan membaca doa ini:

اللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِيْ وَبيْنَ خَطَايَايَ كَمَا بَعَدْتَ بَيْنَ الْمَشْرِكِ وَالْمَغْرِبِ، اللَّهُمَّ نَقِّنِيْ مِنْ خَطَايَايَ كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ، اللَّهُمَّ اغْسِلْنِي مِنْ خَطَايَايَ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ

3. adalah riwayat Khalifah Umar Bin Khattab, beliau berdoa
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، وَتَبَارَكَ اسْمُكَ، وَتَعَالَى جَدُّكَ، وَلاَ إِلَهَ غَيْرُكَ


Bacaan Doa Iftitah Arab

Dan dalam Nihâyah al-Zain karangan Muhammad Nawawi bin Umar al-Bantani, berikut ini bacaan doa iftitah :
اَللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ ِللهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً
. إِنِّىْ وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ فَطَرَالسَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضَ حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ
. إِنَّ صَلاَتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
. لاَشَرِيْكَ لَهُ وَبِذلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ

Bacaan Doa Iftitah Latin

Allâhu Akbar kabîra wal hamdu lillâhi katsîra, wa subhânallâhi bukratan wa ashîla.
Innî wajjahtu wajhiya lilladzî fatharas samâwâti wal ardha hanîfan muslimaw wa mâ ana minal mushrikîn.
Inna shalâtî wa nusukî wa mahyâya wa mamâtî lillâhi Rabbil ‘âlamîn.
Lâ syariikalahu wa bidzâlika umirtu wa ana minal muslimîn.

Terjemah Doa Iftifah

“Allah Maha Besar dengan sebesar-besarnya. Segala puji yang sebanyak-banyaknya bagi Allah. Maha Suci Allah pada pagi dan petang hari. Aku menghadapkan wajahku kepada Tuhan yang telah menciptakan langit dan bumi dengan segenap kepatuhan dan kepasrahan diri, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang menyekutukan-Nya. Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidup dan matiku hanyalah kepunyaan Allah, Tuhan semesta alam, yang tiada satu pun sekutu bagi-Nya. Dengan semua itulah aku diperintahkan dan aku adalah termasuk orang-orang yang berserah diri (muslim).”

Syarat-Syarat Membaca Doa Iftitah : 

Terahir, demi melengkapi Coretan mengenai doa iftitah ini, maka perlu dibahas mengenai syarat apa saja yang harus dipenuhi untuk membaca doa iftifah...

Doa iftitah menjadi sunnah itu kalau memiliki 4 syarat yang harus dipenuhi, kalau diantara syarat ini tidak terpenuhi, maka kesunnahan membaca iftitah pun menjadi gugur. yaitu :

1. Shalat yang dikerjakan bukan shalat jenazah. shalat jenazah ghaib sekalipun.

2. Waktu shalat masih lapang atau cukup. Dalam artian, jika waktu shalat sempit alias mepet, dengan membaca iftitah tidak terpenuhinya waktu shalat, maka membaca iftitah tidak diperbolehkan.

3. Saat shalat menjadi makmum, tidak khawatir ketinggalan membaca surat al-fatihah jika membaca doa iftitah.

4.Saat menjadi makmum, ia tidak menjumpai imam di selain posisi berdiri. Jika ia menjadi makmum masbuq dan menjumpai imam di selain posisi berdiri semisal ruku’, sujud dsb, maka tidak disunnahkan membaca doa iftitah, akan tetapi ia langsung menyusul ke posisi imam. (Muhammad bin Umar bin Ali Nawawi Banten, Nihâyatuz Zain, Songqopuro Indonesia, al-Haramain, cetakan pertama, halaman 62)

Di samping itu, yang perlu diperhatikan adalah, hendaknya seseorang setelah takbiratul ihram langsung membaca doa iftitah. Sebab, jika sebelum membaca doa iftitah, ia membaca bacaan-bacaan yang lain semisal ta’awudz, basmalah atau yang lainnya, baik sengaja ataupun lupa, maka kesunnahan membaca doa iftitah menjadi hilang sia-sia. Syekh an-Nawawi berkata,

“Kesunnahan doa iftitah menjadi hilang sebab membaca perkara-perkara setelahnya (seperti ta’awudz dan basmalah).” 

Sumber : (Muhammad bin Umar bin Ali Nawawi Banten, Nihayatuz Zain, Songqopuro Indonesia, al-Haramain, cetakan pertama, halaman 62) via NUonline.

Demikian pembahasan mengenai Bacaan Doa Iftitah : Arab, Latin dan Terjemahannya pada kali ini, semoga bermanfaat. dan jangan lupa baca artikel lainnya mengenai Islam, diataranya yaitu artikel Sifat Wudhu Yang Sempurna

Terimakasih.. 
 Wallahu a’lam bi shawab.
(Muhammad Ridwan)

Sunday, September 29, 2019

Bacaan Doa Qunut Subuh, Untuk Shalat Sendiri dan Imam

Doa Qunut SubuhCoretan kali ini akan membahas mengenai bacaan doa qunut pendek, baik untuk yang solat sendiri, maupun bacaan doa qunut bagi imam. 

Bacaan Doa Qunut Subuh

Didalam shalat, qunut merupakan termasuk amalan Sunnah. Qunut sendiri terdiri dari tiga macam, yaitu :

1. Qunut Shubuh
2. Qunut Witir
3.  Dan qunut Nazilah

Dan dalam pembahasan kali ini kita akan fokus pada Qunut Shubuh saja. Untuk penjelasan lebih lengkap terus nantikan Coretan selanjutnya.

Tata Cara Qunut

Dalam kitan Al-Adzkar karangan Imam Nawawi menjelaskan sebagai berikut :

اعلم أن القنوت في صلاة الصبح سنة للحديث الصحيح فيه عن  أنس رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم لم يزل يقنت في الصبح حتى فارقا الدنيا. رواه الحاكم أبو عبد الله في كتاب الأربعين وقال حديث صحيح

Artinya, “Qunut shalat shubuh disunahkan berdasarkan hadits shahih dari Anas bahwa Rasulullah SAW selalu qunut sampai beliau meninggal. Hadits riwayat Hakim Abu Abdullah dalam kitab Arba’in. Ia mengatakan, itu hadits shahih,” (Lihat Muhyiddin Yahya bin Syaraf An-Nawawi, Al-Adzkar, Beirut, Darul Fikri, 1994, halaman 59).

Didalam kitab tersebut dijelaskan, bahwa Imam Nawawi berpendapat doa qunut shubuh itu hukummnya sunnah muakkad, yakni meninggalkannya tidak membatalkan shalat, namun dianjurkan untuk menggantiknya dengan sujud sahwi, baik qunut yang ditinggalkan secara disengaja maupun tidak.

(Baca juga Tata Cara Shalat Tahajjud)

Adapun bacaan doa qunut itu sebagai berikut :

Bacaan Doa Qunut Untuk Imam Shalat Subuh

Saat membaca Doa Qunut, Bagi imam dianjurkan mengubah lafal “ihdinî (berilah aku petunjuk)” menjadi “ihdinâ (berilah kami petunjuk)”. Karena dalam pandangan Syekh Zainuddin Al-Malibari dalam Fathul Mu’in dimakruhkan berdoa untuk diri sendiri pada saat doa bersama. Ia menegaskan:

وكره لإمام تخصيص نفسه بدعاء أي بدعاء القنوت للنهي عن تخصيص نفسه بدعاء، فيقول الإمام: اهدنا

Artinya, “Dimakruhkan bagi imam berdoa khusus untuk dirinya sendiri pada saat doa qunut karena ada larangan tentang hal itu. Karenanya, hendaklah imam membaca ‘ihdina,’” (Lihat Zainuddin Al-Malibari, Fathul Muin, Jakarta, Darul Kutub Al-Islamiyyah, 2009 M, halaman 44).

Berikut Bacaan Doa Qunut untuk Imam :

Doa Qunut Subuh Untuk Imam
Bacaan Doa Qunut Subuh Untuk Imam
“Allaahummah Dinaa Fiiman Hadaiyt,
Wa ‘aafinaa Fiiman ‘Aafaiyt,
Wa Tawallanaa Fiiman Tawallaiyt,
Wa Baariklanaa Fiimaa a’toiyt,
Wa qinaa Syarromaa Qodloiyt,
Fainnaka Taqdlii walaa yuqdloo ‘alaiyk,
Wa innahu laa yadzillu maw waalayt,
Walaa ya’izzuman ‘aadaiyt,
Tabaarokta robbanaa wata’aalaiyt,
Falakal hamdu ‘alaa maa qodloiyt,
wa astaghfiruka wa atuubu ilaiyk,
wa shallaahu ‘alaa sayyidinaa Muhammadinnabiyyil ummiyyi wa’alaa aalihi wasahbihi wasallam.”

 Bacaan Doa Qunut Subuh Ketika Shalat Sendiri

Bacaan Doa Qunut Subuh Ketika Shalat Sendiri
Bacaan Doa Qunut Subuh Ketika Shalat Sendiri

Allahummahdini fî man hadait, wa ‘âfini fî man ‘âfait, wa tawallanî fî man tawallait, wa bâriklî fî mâ a‘thait, wa qinî syarra mâ qadhait, fa innaka taqdhî wa lâ yuqdhâ ‘alaik, wa innahû lâ yazillu man wâlait, wa lâ ya‘izzu man ‘âdait, tabârakta rabbanâ wa ta‘âlait, fa lakal hamdu a’lâ mâ qadhait, wa astagfiruka wa atûbu ilaik, wa shallallâhu ‘alâ sayyidinâ muhammadin nabiyyil ummiyyi wa ‘alâ âlihi wa shahbihi wa sallam
Arti Doa Qunut :
  • Ya Allah tunjukkanlah akan daku sebagaimana mereka yang telah Engkau tunjukkan.
  • Dan berilah kesihatan kepadaku sebagaimana mereka yang Engkau telah berikan kesihatan.
  • Dan peliharalah daku sebagaimana orang yang telah Engkau peliharakan.
  • Dan berilah keberkatan bagiku pada apa-apa yang telah Engkau kurniakan.
  • Dan selamatkan aku dari bahaya kejahatan yang Engkau telah tentukan.
  • Maka sesungguhnya Engkaulah yang menghukum dan bukan kena hukum.
  • Maka sesungguhnya tidak hina orang yang Engkau pimpin.
  • Dan tidak mulia orang yang Engkau memusuhinya.
  • Maha Suci Engkau wahai Tuhan kami dan Maha tinggi Engkau.
  • Maha bagi Engkau segala pujian di atas yang Engkau hukumkan.
  • Ku memohon ampun dari Engkau dan aku bertaubat kepada Engkau.
  • (Dan semoga Allah) mencurahkan rahmat dan sejahtera ke atas junjungan kami Nabi Muhammad, keluarga dan sahabatnya.
Dan perlu diperhatikan, bagi Imam dianjurkan ketika tengah membaca doa qunut untuk mengeraskan suara, dan makmum meng-amininya dengan mengangkat kedua tangan.


Demikian pembahasan kita pada kali ini mengenai doa qunut subuh, semoga bermanfaat... wassalam. Coretan Binder Hijau

Tuesday, September 24, 2019

Pengertian Ilmu Tajwid dan Penjelasannya

Ilmu Tajwid - Coretan pada kali akan membahas mengenai apa sih itu ilmu tajwid?. dan masalah yang dikemukakan dari ilmu tajwid tersebut. Barangkali sobat sekalian, hendak mendalami dan belajar membaca Al-Quran, Ilmu tajwid merupakan pondasi utama. Ada baiknya Tajwid diajarkan sejak dini, sehingga akan memberikan manfaat saat dewasa nanti. Langsung saja, yuk kita bahas bersama. Sebelum itu, ada baiknya sobat sekalian membaca artikel lainnya di blog coretan binder hijau, Insya Allah bermanfaat.

Ilmu Tadwid

Pengertian Ilmu Tadwid

Tajwīd (دي وج ت (secara harfiah bermakna melakukan sesuatu dengan elok dan indah atau bagus dan membaguskan. Tajwid berasal dari kata Jawwada (ود ّجود ّيج)-دا جوي ت dalam bahasa Arab. Dalam lmu Qiraah, Tajwid berarti mengeluarkan huruf dari tempatnya dengan memberikan sifat-sifat yang dimilikinya.


Jadi Ilmu Tajwid adalah suatu ilmu yang mempelajari bagaimana cara membunyikan atau mengucapkan huruf-huruf yang terdapat dalam kitab suci Al-Quran maupun bukan. 

Adapun masalah-masalah yang dikemukakan dalam ilmu ini adalah makharijul huruf (tempat keluar-masuk huruf), shifatul huruf (cara pengucapan huruf), ahkamul huruf (hubungan antar huruf), ahkamul maddi wal qasr (panjang dan pendek ucapan), ahkamul waqaf wal ibtida’ (memulai dan menghentikan bacaan) dan Al-Khat AlUtsmani

Pengertian lain dari ilmu tajwid ialah menyampaikan dengan sebaik-baiknya dan sempurna dari tiap-tiap bacaan ayat Al-Quran. Para ulama menyatakan bahwa hukum bagi mempelajari tajwid itu adalah fardhu kifayah tetapi mengamalkan tajwid ketika membaca al-Quran adalah fardhu ain atau wajib kepada lelaki dan perempuan yang mukallaf atau dewasa.

Adapun yang dibahas dalam ilmu tajwid itu sebagai berikut ini :

Yang Dibahas Dalam ILMU TAJWID


Hijaiyyah

Huruf Hijaiyah merupakan huruf penyusun kata dalam Al Qur an. Seperti halnya di Indonesia yang memilki huruf alfabet dalam menyusun sebuah kata menjadi kalimat, huruf hijaiyah juga memiliki peran yang sama. 
Huru Hijaiyyah ي ه و ن م ل ك ق ف غ ع ظ ط ض ص ش س ز ر ذ د خ ح ج ث ت ب ا 
Baca lengkap pembahasan mengenai huruf hijaiyyah disini ( Sejarah dan Perkembangan Huruf Hijaiyyah).

Izhar

Izhar secara bahasa berarti jelas. Dalam ilmu Tajwid, yang dimaksud dengan izhar adalah bacaan dimana bunyi huruf nun pada saat nun mati atau tanwin bertemu dengan huruf-huruf izhar dibaca jelas.
Huruf nya : خ ح غ ع أ ھ

Idgham

Idgham berarti memasukkan/merubah bunyi huruf nun pada saat nun mati atau tanwin bertemu dengan huruf-huruf idgham kepada huruf-hruf idgham. Setiap bacaan idgham hukumnya adalah dua harakat

huruf indgham : ث ظ ذ د ط ت م ب ,ر ل ,و ن م ي 
Baca penjelasan idgham lebih lengkap disini (Makalah Idgham)

Ikhfa

Ikhfa berarti menyembunyikan/samar, yang maksudnya menyembunyikan atau menyamarkan bunyi huruf nun pada saat nun mati atau tanwin bertemu dengan hurufhuruf ikhfa. Semua bacaan dengan ikhfa adalah dua harakat.

Hurufnya : ت ث ج د ذ ز س ك م م ظ ط ض ص ش

Iqlab

Hukum Iqlab terjadi apabila nun mati atau tanwin bertemu dengan huruf “ba”, dimana bunyi huruf nun pada saat nun mati atau tanwin bertemu dengan huruf “ba” dibaca menjadi mim disertai dengan dengung. Setiap bacaan yang mengandung iqlab dibaca dua harakat.
Hurufnya : ب

Qalqalah

Qalqalah adalah membaca bunyi-bunyi huruf qalqalah dengan memantul karena diberi tanda sukun atau karena diwaqafkan.

Huruf-huruf qalqalah terangkum dalam kalimat ق ت د ج ب yaitu”, thoqo di baju “

Waqaf

Secara bahasa waqaf artinya terhenti/tertahan. Menurut istilah ilmu tajwid, waqaf maksudnya memutuskan suara pembacaan atas suatu kalimat untuk menarik napas, dengan berniat untuk mengulangi bacaannya atau memang berwaqaf di tempat yang pantas.

 Madd

Mad artinya memanjangkan bunyi huruf-huruf. Di dalam pelajaran tajwid ada dua macam mad, yaitu mad ashli/tabi’i dan mad far’i. Ashli artinya pokok dan far’I artinya cabang.

Demikian pembahasan kita pada kali ini, semoga bermanfaat. dan sepantas kita untuk belajar Tajwid dengan bersemangat. Terimakasih.

Monday, September 23, 2019

Jenis-jenis Durian yang Dapat di Makan, No 6 Terancam Punah 😢

Jenis-jenis Durian - Coretan pada kali ini akan membahas mengenai buah durian, ya siapa sih yang tak suka dengan buah satu ini?. King Fruit, raja buah orang barat sana menyebutnya. karena bentuk buahnya yang dilindungi oleh perisai duri. Agak repot emang untuk sekedar membuka kulitnya saja. Daripada penasaran, yuk langsung saja kita baca :

Jenis-jenis Durian yang Dapat di Makan

BUAH DURIAN

Durian sendiri merupakan tanaman pohon yang hidup di iklim yang tropis termasuk di Indonesia dengan pusat keragamaan di Pulau Kalimantan. Kata “durian” mengacu pada bentuk kulit buahnya yang berduri sehingga diberi nama duri dengan akhiran an, jadilah kata durian. Kata ini terutama dipergunakan untuk menyebut buah yang kulitnya berduri tajam. Di beberapa daerah, durian dikenal dengan nama yang berbeda, yaitu duren (Jawa, Betawi, Gayo), kadu (Sunda), duriang (Manado), duliang (Toraja), dan rulen (Pulau Seram Timur). Seiring perkembangan teknologi dan budi daya pertanian, di Indonesia durian mulai dibudidayakan secara intensif sehingga kualitasnya meningkat (Sobir dan Rodame, 2010: Hal. 7). Hal ini menjadi penting terutama karena Indonesia memiliki varietas durian yang sangat beragam.

Tanaman buah durian termasuk ke dalam tumbuhan berbiji tertutup dengan biji berkeping dua. Ada banyak spesies durian yang sudah dapat dipastikan bisa dikonsumsi di Indonesia yaitu, Durio dulcis (Lahong), Durio exelcus (Apun), Durio grandiflorus (Munyit), Durio graveolens (Tuwala), Durio oxelyanus (Kerantungan), Durio lowisanus (Teruntung), dan Durio zibethinus (Durian).

Spesies yang sudah banyak di budidayakan adalah Durio zibethinus, spesies ini lebih menyebar dan merata gampang ditemukan di daerah-daerah tropis lain di Indonesia maupun luar negeri. (Herbarium Bogoriense, Bidang Botani, Pusat Penelitian Biologi LIPI: 2005).

Buah durian ini disebut “si busuk dari negeri tropis” karena buah ini menyebar bau aroma yang khas sesudah masak. Bau aroma yang khas dari durian inilah bagi orang yang kurang menyenanginya dianggap bau busuk. Sebaliknya, perpaduan aroma yang khas dan rasa manis buah durian inilah yang menjadi daya tarik bagi banyak orang untuk menggemari buah durian ini. Aroma tersebut berasal dari senyawa propanatiol (sejenis belerang) serta sederet senyawa lainya. Durian merupakan sumber karbohidrat, protein, dan lemak. Durian juga mengandung gula yang tinggi, vitamin C, kalium, triptopan, asam amino, dan serotonin (M.R. Tirtawinata et al, 2016: Hal. 12). Tanaman durian memang memberikan banyak manfaat. Selain daging buahnya yang enak untuk dinikmati, tanaman, kulit, dan biji durian juga ternyata memberikan nilai manfaat tersendiri.

Jenis-Jenis Buah Durian


M.R Tirtawinata et al. (2016: Hal.42) menjelaskan ‘‘berdasarkan nilai ekonominya durian dibagi dalam dua kelompok, yaitu durian edible dan durian non-edible. Di antara 29 spesies yang ada, hanya sekitar sembilan spesies saja yang dapat dikonsumsi termasuk durian montohong”.
Durian Edible
Durian-durian yang dapat dimakan umumnya dijuluki durian buah karena menghasilkan buah. 

Berikut merupakan deskripsi singkat spesies durian yang dapat dimakan yaitu :

1). Durian Lai (D. Kutenjensis Becc.)

Durian Lai


Lai dapat ditemukan hampir di seluruh Kalimantan yang dikenal dengan nama pampaken atau nyekak, sedangkan di Brunei dikenal dengan nama pulu.

Ciri khasnya adalah pohonya relatif lebih pendek dan kokoh daripada D.zibethinus, bercabang rendah, dan lebih rapat. Daging buahnya berwarna kuning-oranye-merah, bertekstur lembut dan padat (tidak mudah lunak).

Durian jenis ini sebelumnya kurang diminati karena dagingnya tipis, rasanya kurang manis, bertepung, dan beraroma langu.

2). Durian Kerantungan (D. Oxleyanus Griff.)

Durian Kerantungan
Buah durian dari spesies ini banyak di temukan di Kalimantan dan Sumatera. Memiliki beberapa sebutan seperti mahrawin (Kalimantan Selatan), durian rimbo atau durian daun (Sumatera), serta durian sukang (Serawak, Sabah). 

Durian ini dikatakan memiliki mutu buah paling enak dimakan. Buahnya kecil, bulat, berwarna hijau kelabu, dan berduri panjang. Kulitnya agak tipis. Isinya putih hingga kuning tua, tekstur lembut dan halus, rasanya manis legit dengan aroma wangi.

3). Durian Terutung (D. Lowianus)

Durian Terutung

Terutung banyak ditemukan di Sumatera terutama hutan dataran tinggi. Spesies ini disebut juga sebagai durian rimbo atau durian hutan. Pohonnya berukuran besar dengan tinggi 46 m dan diameter batang 91 cm. 

Durian ini secara morfologi mirip durian biasa, pembeda paling menonjol dengan spesies D. Zibethinus adalah warna mahkotanya yang merah atau merah muda.

4). Durian Tabelak (D. Graveolens Becc.)

Durian Tabelak

Dikenal juga dengan nama Anggang, nama sejenis burung yang suka makan buah ini saat sedang pecah di dahan pohon. Di sabah disebut durian kuning karena umumnya kulit buahnya berwarna kuning. Termasuk spesies jenis kritis dan sudah mulai sulit dicari. 

Tabelak mempunyai warna daging yang sangat menarik, dari kuning, jingga hingga merah. Tekstur lembut dan sedikit kering, rasa agak manis. Baunya tidak sekuat durian biasa dan tidak bisa disimpan lama.

5). Durian Lahong (D. Dulcis Becc.)

Durian Lahong


Lahong terdapat di seluruh Kalimantan terutama di kawasan hutan pedalaman. Daging buahnya kuning, sangat lembek, halus, dan berlemak. Teksturnya hampir mirip dengan durian biasa, tetapi sedikit berair. 

Rasanya sangat enak, manis seperti karamel, dan aromanya kuat/tajam yang bisa membuat orang pusing. Pohon durian jenis ini jarang ditanam karena tidak begitu disukai, tetapi orang Brunei mempercayai daging dan bijinya yang hitam berkhasiat meningkatkan vitalitas.

6). Durian Kura-kura (D.Testudinarum Becc.)

Durian Kura-kura


Dinamakan kura-kura karena sangat disukai oleh hewan bertempurung tersebut dan babi hutan. Daging buahnya ringan, berlemak, kuning, lembut, dan sedikit berair. 

Rasanya manis tapi aromanya tidak menyenangkan bagi sebagian orang, kecuali bagi mereka yang terbiasa. Durio testudinarium dapat ditemukan di Kalimantan Barat dan Limbang Serawak. Tanaman ini sudah terbatas jumlahnya dan terancam punah.

7). Durian Mandong (Durio sp.)

Durian Mandong

Spesies ini cukup banyak dijumpai di Kalimantan Selatan. Di Kalimantan Timur dikenal dengan nama Mandong atau Apun. Di Jawa dan Sumatera sering disebut sebagai Lai atau Lai Emas karena memiliki ciri buah dan bunga yang mirip Lai. 

Mandong diduga merupakan persilangan alami D.Kutejensis x D.Zibethinus. Daging buahnya berwarna kuning-oranye, bertekstur lembut, dan liat. Memiliki aroma yang lembut dan sekilas wangi. 

8). Grandiforus (Mast.) Kosterm. Et Soeg.

Grandiforus

Durian spesies ini ditemukan dilereng bukit atau puncak bukit pada hutan primer dan skunder. Walaupun dapat dikonsumsi, rasa buahnya masih jauh bila dibandingkan dengan D. Zibethinus.


Demikian pembahasan kita mengenai Jenis-jenis Durian yang Dapat di Makan, sudah pernah makan durian apa saja kamu?. silahkan tulis di komentar yaaa... Coretan Binder Hijau

Proses Penciptaan Manusia dalam Al-Quran

Penciptaan Manusia dalam Al-Quran - Assalamualaikum, pada kali ini saya akan sharing bacaan dari salah satu karyailmiah yang membahas mengenai penciptaan manusia. Topik yang sangat menarik, untuk dibaca, dipelajari, supaya kita sebagai manusia tidak lupa diri dengan asal-usul kita, darimana berasal, dan untuk apa diciptakan. Berikutini penjelasan tentang Penciptaan Manusia dalam Al-Quran :

Proses Penciptaan Manusia dalam Al-Quran

Penciptaan Adam 'Alaihi Sallam dan Keturunannya

Dalam al-Qur'an, Allah Subẖānahu wa Ta'ālā menciptakan Adam 'Alaihi Sallam, untuk pertama kali dalam jenis manusia. Setelah itu, Allah ciptakan dari tulang sulbi Adam 'Alaihi Sallam istrinya. Dari keduanya, Adam dan istrinya, Allah perkembangbiakan manusia, laki-laki dan perempuan, hingga saat ini. Hal ini diterangkan dalam surat An-Nisā [3], ayat pertama.

Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan istrinya; dan daripada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahmi. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.

Ibnu Jarir at-Thabari, Ibnu Katsir, dan lainnya menafsirkan kata min nafsi wāhidah yaitu Adam 'Alaihi salām, dan kata minhā zaujahā yaitu kemudian Allah jadikan dari Adam, istrinya, yaitu Hawa. Allah ciptakan Hawa dari salah satu tulang rusuk sebelah kiri bagian belakang Adam dan ketika itu Adam sedang tidur. (AtThobari, 1999)(Katsîr, 2002)(Al-Qurtuby, 2002) Sementara As-Sa'di menafsirkan minnafsi wāhidah yaitu dari diri yang satu dan minhā zaujahā yaitu dari padanya istrinya, agar sesuai dengannya, lalu ia merasa tenang kepadanya.(as- Sa’dî, 2002) Penafsiran mengenai Hawa diciptakan dari tulang rusuk Adam 'Alaihi sallam berdasarkan hadits Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda:
Bersikaplah yang baik kepada wanita, karena wanita diciptakan dari tulang rusuk. Dan tulang rusuk yang paling bengkok adalah bagian paling atas. Jika kalian luruskan dengan keras, akan patah. Sebaliknya, jika kalian biarkan akan selalu  bengkok. Karena itu, bersikaplah yang baik kepada wanita. (Muslim, 1997)

Dari pemaparan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa konsep penciptaan manusia pertama dalam Islam adalah Adam 'Alaihi sallam lalu istrinya, Hawa, dan dilanjutkan dengan keturunannya, seluruh manusia yang hidup di muka bumi ini, baik yang telah meninggal maupun yang masih hidup saat ini. Selanjutnya, penulis akan memperinci pembahasan penciptaan manusia ini ke dalam empat tema, yaitu: permulaan penciptaan manusia, penciptaan manusia dari tanah, fase perkembangan
penciptaan Adam 'Alaihi sallam.(Bucaille, 2008)

Penciptaan Manusia Dari Tanah

Allah menerangkan bahwa penciptaan manusia ditampilkan di dalam al-Qur'an sebagai wujud yang amat erat berkaitan dengan tanah. Di mana Allah menegaskan bahwa manusia diciptakan dari tanah dan akan dikembalikan pula ke tanah. Ada dua ayat yang akan kita bahas dalam hal ini, yaitu surat Thā Hā [20] ayat 55 dan surat Nuh [71] ayat 17-18.

ar-Rāzi menjelaskan makna Allah menumbuhkan kamu (manusia) dari tanah (Nuh [71] ayat 17) ke dalam dua pandangan, pertama, bahwa Allah menciptakan Bapak kalian, Adam 'Alaihi sallam, dari tanah sebagaimana dalam surat Ali Imran [3] ayat 59, Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah. Yang kedua bahwa Allah menumbuhkan manusia dari semua apa yang ada dalam tanah. hal ini, beliau jelaskan karena Allah memulai penciptaan manusia dari nutfah, yang ia merupakan sari pati dari makanan  Yang dimakan, yang di mana seluruh makanan yang dimakan itu bersumber dari tanah. (ar-Rāzi, 1981)

Dalam kitab Sunan Tirmidzi, terdapat sebuah hadis yang menjelaskan bagaimana Allah Subẖānahu wa Ta'ālā menciptakan Adam 'Alaihi sallam. Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda: 

Sesungguhnya Allah menciptakan Adam dari segenggam (tanah) yang Allah genggam dari semua penjuru bumi. Maka anak cucu Adam datang (tercipta) sesuai dengan kadar bumi. Di antara mereka ada yang tercipta dalam keadaan berkulit merah, putih, dan hitam, atau antara itu semua. Di antara mereka ada yanglembut, keras, buruk (perangainya), dan baik (perangainya).(Al-Albani, 2007)

Demikian pembahasan kita pada kali ini tentang  Penciptaan Manusia dalam Al-Quran yang dibahas dalam Al-Quran, semoga bermanfaat. Coretan Binder Hijau. Jangan lupa baca : Istilah Manusia di Dalam Al-Quran

Friday, September 6, 2019

Sejarah dan Perkembangan Huruf Hijaiyah

Sejarah Huruf Hijaiyah

Hijaiyah (huruf arab) sudah ada sejak berabad-abad yang lalu,ketika Al Quran pertama kali diturunkan menggunakan hijaiyah, karena pada kali pertama Al Quran diturunkan yaitu di Arab. Kenapa penting bagi kita mempelajari huruf Arab, karena huruf ini dipergunakan dalam penulisan Al Quran. Kita umat Islam wajib hukumnya untuk mempelajari Al Quran.

Al Quran adalah kitab suci yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW. Yang menjadi petunjuk bagi seluruh umat manusia. Al Quran diturunkan untuk menjadi pegangan bagi mereka, yang ingin mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Tidak diturunkan hanya untuk satu umat atau untuk satu abad, tapi untuk seluruh umat manusia dan untuk sepanjang masa, karena itu luas ajaran-ajarannya adalah sama dengan luasnya umat manusia. Maka dari itu, anak-anak harus mempelajari huruf Arab (Hijaiyah) agar dapat memahami kandungan Al Quran secara keseluruhan.

Huruf ini banyak dipakai di timur tengah. Berdasarkan kutipan dari situs internet, dengan narasumber Kiai Abdul Ghafur, bahwa  setiap huruf Hijaiyah itu ada penjaganya, yaitu para Malaikat dan Sirullah. Seluruh huruf Hijaiyah itu bermula dari alif. Huruf alif bermula dari hamzahnya, dan selanjutnya bermula dari titik. Kemudian atas kasyfi dan ilhamy para sufi itu diberi kemampuan merangkai wifiq atau dalam istilah sehari-hari biasa disebut dengan rajah.

Perkembangan berikutnya susunan wifiq itu bisa muncul sebagai khadam atau penjaga, bisa Jin dan bisa Malaikat. Munculnya khadam Jin dan Malaikat itu disebabkan oleh dua hal: bisa karena metode pendekatan ruhaninya terhadap wifiq tersebut, atau karena memang struktur wifiq itu memunculkan sihir tertentu sehingga justru khadam Jin yang  muncul, walaupun misalnya Jinnya Muslim. Huruf-huruf Hijaiyah adalah Rahasia nama Allah, dan sesungguhnya huruf itu adalah  asma-asma Allah Ta‟ala. Masing-masing huruf itu memiliki titik-titik organik di dalam jiwa spiritual kita, dan ibarat bintang-bintang bercahaya yang menerangi alam Langit Jiwa kita”.

Perkembangan Huruf Hijaiyah


Bahasa Arab (العربية اللغة al-lughah al-‘Arabīyyah), atau secara mudahnya Arab (عربي„ Arabī), adalah sebuah bahasa Semitik yang muncul dari daerah yang sekarang termasuk wilayah Arab Saudi. Bahasa ini adalah sebuah bahasa yang terbesar dari segi jumlah penutur dalam keluarga bahasa semistik.

Bahasa ini berkerabat dekat dengan bahasa Ibrani dan bahasa Aram. Bahasa Arab Modern telah diklasifikasikan sebagai satu makrobahasa dengan 27 sub-bahasa dalam ISO 639-3. Bahasa-bahasa ini dituturkan di seluruh Dunia Arab, sedangkan Bahasa Arab Baku diketahui di seluruh Dunia Islam.

Bahasa Arab Modern berasal dari Bahasa arab klasik yang telah menjadi bahasa kesusasteraan dan bahasa liturgi Islam sejak lebih kurang abad ke-6. Abjad Arab ditulis dari kanan ke kiri. Bahasa Arab telah memberi banyak kosakata kepada bahasa lain dari dunia Islam, sama seperti peranan latin kepada kebanyakan bahasa Eropa. Semasa abad pertengahan bahasa Arab juga merupakan alat utama budaya, terutamanya dalam sains, matematika dan filsafah.

Abjad Arab disebut abjad Hijaiyah, berasal dari aksara Aramaik (dari bahasa Syria dan Nabatea), dimana abjad Arab terlihat  kemiripannya dengan abjad Koptik dan Yunani. Terlihat perbedaan penulisan antara Magribi dan Timur Tengah. Diantaranya adalah penulisan huruf qaf dan fa. Di Maghribi, huruf qaf dan fa dituliskan dengan memiliki titik dibawah dan satu titik diatasnya.

"Arab Umum" atau "Al-'Arabiyyah Al-'Ammiyah" adalah bahasa Arab yang dipakai dalam percakapan sehari-hari di dunia Arab, dan amat berbeda dengan Bahasa Arab tulisan atau Hijaiyah. Perbedaan dialek paling utama ialah antara Afrika Utara (Magribi) dan bagian Timur Tengah (Hijaz).

Faktor Perbedaan dialek bahasa arab : 


Faktor yang menyebabkan perbedaan dialek bahasa Arab ialah pengaruh substrat bahasa yang digunakan sebelum bahasa Arab datang). Daftar dialek utama di Arab adalah sebagai berikut :

  1. - Dialek Mesir : Dipakai oleh sekitar 76 juta rakyat Mesir.
  2. - Dialek Maghribi : Dipakai oleh sekitar 20 juta rakyat Afrika Utara
  3. - Dialek Levantine : Disebut juga Dialek Syam. Dipakai di Syria, Palestina, Lebanon dan Gereja Maronit Siprus.
  4. - Dialek Iraq : Mempunyai perbedaan khusus, yaitu perbedaan dialek di utara dan selatan Iraq
  5. - Dialek Arab Timur : Dipakai di Oman, di Arab Saudi dan di Irak bagian Barat.
  6. - Dialek Teluk : Dipakai di daerah Teluk, yaitu di Qatar, Unu Emirat Arab dan Saudi Arabia.
Sementara beberapa dialek lainnya adalah:
  1. - Hassaaniya : Dipakai di Mauritania dan Sahara Barat
  2. - Dialek sudan : Dipakai di Sudan dan Chad
  3. - Dialek Hijazi : Dipakai di daerah barat dan utara Arab Saudi dan timur Yordania
  4. - Dialek Najd : Dipakai di Najd, Arab Saudi
  5. - Dialek Yamani : Dipakai di Yaman
  6. - Dialek Andalus : Dipakai di Andalus sampai abad ke-17
  7. - Dialek sisilia : Dipakai di Sisilia 

Huruf Hijaiyah dan Bacaan Latinnya

Huruf Hijaiyah dan cara pengucapan
Huruf Hijaiyah dan cara pengucapan

Lafal huruf hijaiyah : 

- Vokal
Bahasa Arab memiliki tiga abjad vokal, yaitu: A, I, U.

- Konsonan
Pada konsonan tidak berbeda jauh dengan bahasa latin. Pada zaman Rasulallah dulu, huruf Hijaiyah belum memakai tanda-tanda apapun. Para khalifah pada masa itu pun memberikan inspirasi kepada salah seorang sahabat Nabi yaitu Ali bin Abi Thalib, yang menjadi khalifah pada waktu itu bernama Abul-Aswad as-Dualy untuk membuat tanda baca (Nuqathu I‟rab) yang berupa tanda titik. 

Adapun yang pertama kali membuat Tanda Titik untuk membedakan huruf-huruf yang sama karakternya (nuqathu hart) adalah Nasr bin Ashim (W. 89 H) atas permintaan Hajjaj bin Yusuf as-Tsaqafy, salah seorang gubernur pada masa Dinasti Daulah Umayyah (40-95 H). Sedangkan yang pertama kali menggunakan tanda Fathah, Kasrah,  Dhammah, Sukun, dan Tasydid seperti yang kita kenal sekarang adalah al-Khalil bin Ahmad al-Farahidy (170 H) pada abad ke II H. 

Kemudian pada masa Khalifah Al-Makmun, para ulama selanjutnya berijtihad untuk semakin mempermudah orang untuk membaca dan menghafal hijaiyah khususnya bagi orang selain arab dengan menciptakan tanda-tanda baca tajwid. Semua tanda baca ini selain untuk membedakan huruf Hijaiyah satu dengan yang lainnya, ini juga untuk mempermudah kita umat Islam agar dapat lancar membaca Al Quran. Sebagaimana mereka juga membuat tanda Lingkaran Bulat sebagai pemisah ayat dan mencantumkan nomor ayat, tanda-tanda waqaf (berhenti membaca), ibtida (memulai membaca), menerangkan identitas surah di awal setiap surah yang terdiri dari nama, tempat turun, jumlah ayat, dan jumlah „ain. Tanda-tanda lain yang dibubuhkan pada tulisan Al Quran adalah Tajzi‟ yaitu tanda pemisah antara satu Juz dengan yang lainnya berupa kata Juz dan diikuti dengan penomorannya (misalnya, al-Juz-utsalisu: untuk juz 3) dan tanda untuk menunjukkan isi yang berupa seperempat, seperlima, sepersepuluh, setengah Juz dan Juz itu sendiri.

Huruf hijaiyah pada saat sekarang ini sudah banyak mengalami kemajuan, dari desain hurufnya pun sudah banyak variasi. Ini dapat dilihat dari karya seni seperti Kaligrafi yang memperindah huruf hijaiyah ini. Bahkan dari kumpulan-kumpulan huruf ini dapat terbentuk suatu benda atau sebuah tulisan lain.





Pengertian Nahwu (ilmu tatabahasa) singkat

Pengertian Nahwu - Nahwu (Tatabahasa) adalah ilmu yang mempelajari kaidah-kaidah yang mengatur penggunaan bahasa. Ilmu ini merupakan bagian dari bidang ilmu yang mempelajari bahasa yaitu linguistik.

Pengertian Nahwu (ilmu tatabahasa) singkat
Pengertian Nahwu (ilmu tatabahasa) singkat

Tatabahasa merupakan suatu himpunan dari patokan-patokan umum berdasarkan struktur bahasa. Struktur bahasa itu meliputi bidang-bidang: tatabunyi, tata bentuk dan tata kalimat. Satu kata dalam Bahasa Arab disebut Kalimah (ةَمِلَالك (yaitu satu lafadz yang menunjukkan satu arti.

Kalimat atau susunan kata dalam Bahasa Arab disebut Murokkab (كَّبَرُالم.( Jika kalimat / susunan kata tersebut telah sempurna, atau dalam kaidah nahwunya telah memberi pengertian dengan suatu hukum ” Faidah baiknya diam” maka kalimat sempurna itu disebut Kalam (مَلاَالك (atau disebut Jumlah (ةَلْمُالج.(Kalimah-kalimah dalam Bahasa Arab, diringkas menjadi tiga macam:


  1. Kalimah Fiil ( ُلْعِالف = (Kata kerja
  2. Kalimah Isim ( ُمْسِالإ = (Kata Benda
  3. Kalimah Harf ( ُفْرَالح = (Kata Penghubung.

Tuesday, August 27, 2019

Ini Adab Berpakaian Islam Menurut Sayyid Abdullah Al-Haddad

Adab Berpakaian Islam Menurut  Sayyid Abdullah Al-Haddad - Coretan Binder Hijau -  Salah satu hal yang membedakan antara manusia dengan binatang adalah keharusan manusia mengenakan pakaian. Fungsi pakaian bagi manusia tidak hanya untuk menjaga kehangatan tubuh tetapi juga untuk menutup aurat sebagaimana perintah agama.

Ini Adab Berpakaian Islam Menurut  Sayyid Abdullah Al-Haddad


Allamah Sayyid Abdullah bin Alawi Al-Haddad dalam kitabnya berjudul Risâlatul Mu‘âwanah wal Mudzâharah wal Muwâzarah (Dar Al-Hawi, 1994, hal. 82-83), menjelaskan pokok-pokok adab berpakaian sebagai berikut:

واعلم أنه نه ينبغي لك أن تصدر جميع أمورك باسم الله. فإن نسيت أن تسمي في أول الأمر فقل إذا تذكرت باسم الله في أوله وآخره. فإذا لبست ثوبك فانو به ستر عورتك التي أمرك الله بسترها. وابدأ باليمين وأخِّرها في النزع. وارفع إزارك وقميصك إلى نصف الساق، فإن أبيت فلا تجاوزن الكعب. وللمرأة إرسال ثوبها على الأرض. واجعل كم قميصك إلى الرسغ أو إلى أطراف الأصابع وإن زدت فلا تسرف. ولا تتخذ من الملابس إلا ما تحتاج إلى لبسه. ولا تتحر أنفس الملبوس ولا أخشنه وتوسط في ذلك. ولا تكشف عورتك ولا شيئاً منها لغير حاجة. ومتى دعت الحاجة إلى كشف شيء منها فقل عنده: بسم الله الذي لا إله إلا هو. وقل إذا لبست ثوبك: "الحمد لله الذي كساني هذا ورزقنيه من غير حول مني ولا قوة. 

Artinya: “Hendaklah memulai segala urusan dengan membaca basmalah, jika lupa mengucapkannya di awal, maka ucapkanlah segera ketika ingat dengan membaca bismillâhi fi awwalihi wa âkhirihi, ketika berpakaian niatilah menutupi aurat yang itu merupakan perintah Allah, mulailah dengan sisi kanan pada waktu mengenakan dan sisi kiri pada waktu melepas, angkatlah sarung dan baju gamis sampai batas pertengahan batang kaki, atau tidak melampaui mata kaki, bagi perempuan boleh memanjangkan pakaiannya hingga menyentuh tanah, panjangkan lengan baju atau gamis sampai pada pergelangan tangan atau sampai ujung-ujung jari, dan jangan melampaui batas itu, jangan memiliki pakaian melebihi jumlah yang diperlukan, jangan memilih pakaian yang terlalu bagus dan juga jangan memilih yang terlalu buruk, jangan membuka aurat seluruhnya ataupun sebagian, kecuali ada perlu, ketika ada keperluan membukanya ucapkanlah bismillâhil ladzî lâilâha illâ huwa, setiap kali selesai mengenakan pakaian ucapkanlah alhamdulillâhil ladzî kasânî hâdzâ min ghairi haulin minnî walâ quwwatin.”

Dari kutipan di atas dapat diuraikan kedua belas adab berpakaian sebagai berikut:


  • Pertama, hendaknya memulai segala urusan dengan membaca basmalah. Sebelum memulai berpakaian hendaklah membaca bismillâhirrahmânirrahîm terlebih dahulu. Hal ini sekaligus untuk mengingatkan kepada kita bahwa dalam berpakaian kita harus mengikuti aturan-Nya sehingga kita tidak boleh berpakaian semau kita. 
  • Kedua, jika lupa mengucapkan basmalah di awal, maka ucapkanlah segera ketika ingat dengan membaca bismillâhi fi awwalihi wa âkhirihi (Dengan nama Allah pada awal dan akhirnya). Ini maksudnya kita tidak perlu mengulang dari awal cara kita berpakaian. Cukuplah dengan segera membaca bacaan tersebut begitu kita menyadari telah lupa. 
  • Ketiga, ketika berpakaian niatilah menutup aurat yang itu merupakan perintah Allah. Jadi berpakaian adalah ibadah sebab merupakan perintah agama untuk menutup aurat. Jika sudah berpakaian tetapi tidak menutup aurat, hal itu tidak bisa disebut ibadah sebab tidak mengikuti aturan dari Allah. 
  • Keempat, mulailah dengan sisi kanan pada waktu mengenakan dan sisi kiri pada waktu melepas. Baju dan celana, termasuk gamis dan daster, dan sebagainya, memiliki sisi kanan dan kiri. Masukkanlah tangan kanan terlebih dahulu ke sisi kanan pakaian itu, baru kemudian tangan kiri menyusul. Ketika melepas, lakukanlah hal sebaliknya, yakni mulai dari sisi kiri. 
  • Kelima, angkatlah sarung dan baju gamis sampai batas pertengahan batang kaki, atau tidak melampaui mata kaki. Ukuran panjang sarung atau baju gamis sebaiknya memang seperrti itu. Aturan ini juga berlaku untuk celana panjang. Jadi tidak harus celana cingkrang. 
  • Keenam, bagi perempuan boleh memanjangkan pakaiannya hingga menyentuh tanah. Hal yang harus selalu diingat apabila bagian bawah pakaian perempuan seperti abaya atau celana panjang menyentuh tanah, maka hati-hati jika terkena najis. Hal ini sangat berpengaruh terhadap sah tidaknya shalat apabila pakaian itu dikenakan sewaktu melakukan ibadah ini. 
  • Ketujuh, panjangkan lengan baju atau gamis sampai pada pergelangan tangan atau sampai ujung-ujung jari, dan jangan melampaui batas itu. Lengan baju supaya panjang dengan ketentuan seperti yang telah dijelaskan. Ini berlaku terutama untuk perempuan sebab terkait langsung dengan aurat. Bagi laki-laki tidak harus seperti itu. 
  • Kedelapan, jangan memiliki pakaian melebihi jumlah yang diperlukan. Di zaman sekarang banyak orang, terutama perempuan, memiliki pakaian yang jumlahnya jauh melebihi yang diperlukan karena berbagai alasan, seperti adanya pakaian seragam komunitas atau kepanitiaan tertentu. Hal ini tidak menjadi masalah selama dapat mengatur keseimbangan jumlahnya. Artinya pakaian-pakaian yang memang sudah tidak diperlukan supaya diberikan kepada pihak lain yang masih kekurangan pakaian.
  • Kesembilan, jangan memilih pakaian yang terlalu bagus dan juga jangan yang terlalu buruk; pilihlah yang pertengahan atau sedang-sedang saja. Artinya, hal terbaik dalam berpakaian sehari-hari adalah mengenakan pakaian yang sedang-sedang saja, dan bukan pakaian yang terbaik dan apalagi yang terburuk. Memang sebaik-baik perkara adalah yang tengah-tengah sebagaimana dinyatakan dalam sebuah hadits Nabi. 
  • Kesepuluh, jangan membuka aurat seluruhnya ataupun sebagian, kecuali ada perlu. Kita tidak mungkin berpakaian terus menerus sepanjang hari sebab ada saatnya kita harus membukanya seperti ketika hendak membuang hajat, periksa dokter atau lainnya. Hal terpenting dari hal ini adalah kita memiliki alasan yang benar untuk membuka aurat baik ketika sendirian atau ada orang lain. 
  • Kesebelas, ketika ada keperluan untuk membukanya ucapkanlah bismillâhil ladzî lâilâha illâ huwa (Dengan nama Allah yang tiada tuhan kecuali Dia). Ucapan ini penting untuk selalu mengingat Allah subhanu wataála. agar terbentuk sikap hati-hati dan terhindar dari hal-hal yang dapat menjauhkan dari-Nya.
  • Kedua belas, setiap kali selesai mengenakan pakaian ucapkanlah alhamdulillâhil ladzî kasânî hâdzâ min ghairi haulin minnî walâ quwwatin (Segala puji Allah yang telah memberiku pakaian ini tanpa daya dan kekuatan dariku). Jika ketika memulai berpakaian kita dianjurkan mengucapkan basmalah, maka ketika mengakhrinya kita mengucapkam hamdalah sebagai ungkapan syukur kita kepada Allah atas semua nikmat-Nya, khususnya berupa pakaian yang dengan itu kita dapat menutup aurat untuk memenuhi perintah-Nya. 


Baca Juga :
Tata Cara Shalat Tahajjud
Perbedaan cinta laki – laki dan cinta perempuan

Itulah kedua belas adab berpakaian menurut Allamah Sayyid Abdullah bin Alawi Al-Haddad yang pada intinya menekankan bahwa berpakaian merupakan ibadah karena merupakan perintah dari Allah subhanu wata’la. Tujuannya adalah untuk menutup aurat baik bagi laki-laki maupun perempuan. Dalam berpakaian hendaknya memulainya dari sisi kanan dengan membaca basmalah dan melepasnya dari sisi kiri dengan membaca hamdalah. Kesederhanan dalam berpakaian juga harus diperhatikan, yakni cukup pakaian yang sedang-sedang saja dan jumlahnya secukupnya sesuai dengan jumlah yang diperlukan.

Sayyid Abdullah Al-Haddad menutup pembahasan tentang adab berpakaian ini dengan mengingatkan: ومن السنة لبس العمامة وليس من السنة توسيع الأكمام وكبر العمائم. Artinya, “Mengenakan surban merupakan bagian dari sunnah Nabi shallallahu álaihi wasallam, akan tetapi melebarkan lengan baju dan membesarkan surban bukan merupakan sunnah beliau.”

Demikianlah  Ini Adab Berpakaian Islam Menurut  Sayyid Abdullah Al-Haddad, semoga bermanfaat. dan bantu membangun blog ini dengan memberikan share ke modia sosial kamu. agara kami semakin bersemangat memberikan konten yang bermanfaat untuk Anda sekalian.

Muhammad Ishom, dosen Fakultas Agama Islam Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Surakarta
sumber : NU
Coretan Binder Hijau